Cotrol PLC

Dasar Pemrograman PLC untuk Pemula

Dasar pemrograman PLC (Programmable Logic Controller) telah menjadi inti utama dalam dunia industri modern. PLC, sebagai sistem otomasi yang fleksibel dan andal, telah mengubah cara kita mengendalikan dan mengotomatisasi berbagai proses industri.

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari konsep dasar bahasa pemrograman PLC yang akan membantu kita memahami logika dasar, implementasi rangkaian listrik dengan logika dasar, jenis bahasa pemrograman yang dipakai serta simbol-simbol dan instruksi dasar PLC. Anda bisa mengetahui mengetahui pemahaman dasar PLC dalam artikel Pengetahuan Dasar Mengenai PLC: Jenis, Fungsi, Komponen, dan Prinsip Kerjanya berikut.

Pemahaman yang baik tentang pemrograman PLC sangat penting, terlepas dari apakah Anda seorang pemula dalam bidang ini atau ingin memperluas pengetahuan yang sudah ada. Simak selengkapnya di bawah ini.

Bahasa pemrograman PLC

IEC, yang merupakan singkatan dari International Electrotechnical Commission, adalah sebuah badan internasional yang mengembangkan standar dan melakukan penilaian kesesuaian untuk berbagai aspek elektroteknologi, termasuk dalam hal ini, PLC (Programmable Logic Controller).

Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh IEC yaitu Standar IEC 61131-3 untuk bahasa pemrograman PLC diklasifikasikan ke dalam lima standar utama, yaitu:

  • Ladder Diagram (LD),
  • Instruction List (IL),
  • Structured Text (ST),
  • Function Block Diagram (FBD), dan
  • Sequential Function Charts (SFC).

Diantara 5 bahasa pemrograman PLC di atas, Ladder Diagram (LD) paling banyak dipakai dalam dunia industri.

1. Ladder Diagram (LD)

Ladder Diagram adalah bahasa pemrograman PLC yang universal. Singkatnya disebut sebagai LD, juga dikenal sebagai Logika Tangga atau Diagram Tangga. Ladder Diagram digunakan dalam pemrograman kontrol sistem PLC dan merupakan salah satu bahasa pemrograman tertua untuk PLC. Dalam Ladder Diagram, bahasa pemrograman ini digunakan untuk membuat program yang mengendalikan sistem PLC, dan dikenal sebagai Ladder Diagram Language atau Ladder Logic Language

Ladder Diagram (LD) merupakan salah satu bahasa pemrograman PLC paling populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Bahasa ini mudah dipelajari karena menggunakan gerbang logika dan beberapa aturan pemrograman penting. Anda bisa memahami lebih lanjut tentang bahasa ini dalam artikel Memahami Ladder Diagram dalam PLC Programming: Panduan Lengkap dan Praktis berikut.

Kelebihan Ladder Diagram (LD):

  • Konstruksi logika sederhana dan lebih dapat diandalkan daripada pengontrol sirkuit elektronik.
  • Program mudah dipelajari dan dibaca.
  • Setiap simbol pemrograman memiliki tindakan tertentu.
  • Representasi yang baik untuk logika diskrit.
  • Mudah untuk memecahkan masalah.

2. Instruction List (IL)

Instruction List (IL) adalah jenis bahasa pemrograman lain untuk Programmable Logic Controller. Bahasa ini menggunakan kode mnemonik sehingga sintaksnya mudah diingat. Secara umum, merek PLC AB berfungsi menggunakan bahasa pemrograman Instruction List (IL). Kelebihannya antara lain:

  • Eksekusi program lebih cepat.
  • Memerlukan lebih sedikit memori dibandingkan bahasa pemrograman PLC lainnya.

3. Structured Text (ST)

Bahasa pemrograman structured text, disingkat sebagai ‘ST’ atau ‘STX’, menggunakan sintaks bahasa pemrograman PLC tingkat tinggi. Sintaks ST mirip dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang memiliki loop, variabel, kondisi, dan operator. Sementara kelebihan structured text adalah sebagai berikut:

  • Sangat mudah dipahami oleh programmer pemula maupun berpengalaman.
  • Format pengkodean yang standar, memudahkan pengeditan dan modifikasi program yang ditulis dalam bahasa ST.

4. Function Block Diagram (FBD)

Function Block Diagram (FBD) adalah cara populer dan mudah untuk menulis program, mirip dengan Ladder Diagram. FBD direpresentasikan seperti kotak yang berisi beberapa baris kode untuk menempatkan fungsi pemrograman yang berbeda. FBD adalah bahasa grafis untuk pemrograman PLC, sehingga memudahkan untuk mendeskripsikan sebuah sistem.

5. Sequential Function Charts (SFC)

Sequential Function Charts (SFC) juga merupakan bahasa pemrograman PLC grafis, bukan berbasis teks. Metode ini populer untuk menentukan persyaratan kontrol sekuensial dengan akurat. 

Manfaat SFC adalah kemudahan dalam memahami urutan proses, karena visualisasi apa yang terjadi dan kapan itu terjadi dalam prosedur pengkodean. Fungsi utama SFC hanya menjalankan bagian aktif dari kode, sehingga memudahkan pemecahan masalah dan perubahan kode jika terjadi masalah.

Cara membaca pemrograman PLC dengan Ladder Diagram

Untuk memahami dengan lebih baik bagaimana Anda dapat dengan mudah membaca dan mengartikan simbol dan pemrograman PLC, mari kita lihat contoh skema listrik sederhana yang kemudian diubah menjadi Ladder Diagram PLC.

Membaca Pemrograman PLC dengan Ladder Diagram

Contoh gambar di atas, rangkaian untuk menghidupkan atau mematikan motor listrik. Skema listrik pada Gambar A menunjukkan sumber daya arus searah yang terhubung seri dengan sebuah saklar dan motor. Dalam kondisi normal, saklar yang digunakan dalam rangkaian ini biasanya terbuka dan daya listrik disuplai hanya saat saklar tersebut tertutup; dengan demikian motor menjadi menyala. Ketika saklar dibuka, motor akan dimatikan.

Gambar B adalah Ladder Diagram, di mana rel vertikal L1 dan L2 mewakili pasokan daya arus searah. Sebuah saklar Normally Open (NO) (berperan sebagai input PLC) terhubung ke motor listrik (berperan sebagai output PLC) melintasi rung horizontal. Dengan mengendalikan input, Anda dapat menghidupkan atau mematikan motor.

Logika dasar PLC

Logika dasar dalam pemrograman PLC merupakan pondasi penting dalam mengendalikan berbagai proses otomatisasi. Logika ini mengacu pada aturan-aturan atau pernyataan logis yang digunakan untuk mengatur perilaku PLC. 

Pemahaman logika dasar ini sangat penting bagi para pemrogram PLC karena merupakan dasar dalam merancang program yang efektif dan dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan pada PLC Delta. Ada beberapa elemen utama dalam logika dasar PLC, antara lain:

1. Input

Input dalam PLC dapat berupa sinyal-sinyal fisik seperti sensor, tombol, atau data yang diterima dari sistem eksternal. Input ini akan memberikan informasi kepada PLC mengenai status suatu proses atau kondisi yang harus direspon.

2. Output

Output dalam PLC merujuk pada tindakan yang dihasilkan oleh PLC berdasarkan logika yang telah diprogram. Output ini dapat berupa sinyal pengendali yang mengaktifkan perangkat seperti motor, katup, atau lampu indikator.

3. Instruksi logika

Instruksi logika adalah pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk membangun logika dalam pemrograman PLC. Beberapa instruksi logika umum yang digunakan meliputi instruksi AND, OR, NOT, dan instruksi perbandingan seperti instruksi equal (sama dengan) atau greater than (lebih besar dari).

4. Timer dan counter

PLC juga menyediakan fungsi timer dan counter untuk mengatur waktu atau menghitung jumlah suatu peristiwa. Timer digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan output dalam jangka waktu tertentu, sedangkan counter digunakan untuk menghitung jumlah peristiwa tertentu yang terjadi.

Dengan menggunakan logika dasar di atas, pemrogram PLC dapat mengatur urutan peristiwa dan pengambilan keputusan berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. Hal ini memungkinkan PLC untuk mengendalikan proses secara otomatis dan menjaga kelancaran operasional dalam berbagai aplikasi industri, seperti PLC Delta, sistem produksi, mesin industri, atau instalasi pengolahan.

Implementasi PLC

Simbol dan instruksi dasar PLC

Untuk melakukan pemrograman PLC seperti pada PLC Delta, terdapat simbol-simbol dan instruksi dasar yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa simbol dan instruksi dasar yang umum digunakan dalam bahasa pemrogramannya.

1. Simbol dasar PLC

  • Kontak normal terbuka (NO): Simbol ini menunjukkan bahwa kontak terbuka saat tidak ada arus listrik yang mengalir melaluinya. Ketika input aktif, kontak akan menutup dan mengalirkan arus listrik.
  • Kontak normal tertutup (NC): Simbol ini menunjukkan bahwa kontak tertutup saat tidak ada arus listrik yang mengalir melaluinya. Ketika input aktif, kontak akan membuka dan memutuskan aliran arus listrik.
  • Coil atau solenoid: Simbol ini mewakili suatu perangkat yang menghasilkan daya untuk menggerakkan suatu mekanisme atau komponen dalam sistem.
  • Timer: Simbol ini digunakan untuk merepresentasikan fungsi waktu dalam PLC. Dapat berupa timer delay on, timer delay off, atau timer pulse.

2. Instruksi dasar PLC

  • Instruksi logika dasar: Instruksi-instruksi logika dasar seperti AND, OR, dan NOT digunakan untuk menggabungkan dan memanipulasi input.
  • Instruksi perbandingan: Instruksi perbandingan digunakan untuk membandingkan nilai-nilai input atau variabel dalam PLC. Contohnya, instruksi perbandingan “lebih besar dari” (>) atau “sama dengan” (=).
  • Instruksi pemrosesan angka: Instruksi pemrosesan angka digunakan untuk melakukan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
  • Instruksi pemrosesan string: Instruksi pemrosesan string digunakan untuk memanipulasi teks atau karakter. Contohnya, instruksi untuk menggabungkan atau memisahkan string.
  • Instruksi timer dan counter: Instruksi-instruksi timer dan counter digunakan untuk mengendalikan fungsi waktu atau menghitung peristiwa. Dapat digunakan untuk mengatur waktu penundaan atau menghitung jumlah kejadian. 

Software PLC yang bisa Anda coba

PLC adalah komponen kunci dalam otomasi industri yang memungkinkan kendali dan pemrograman peralatan. Untuk memudahkan pengembangan dan uji coba program PLC, berikut adalah enam software PLC gratis yang dapat Anda eksplorasi. Dengan bantuan teknologi ini, proses otomasi di industri atau proyek pribadi dapat lebih efisien dan mudah diatur.

1. GX Works2

Software ini menyediakan lingkungan pemrograman yang intuitif dan mendukung berbagai model PLC. Dengan antarmuka yang user-friendly, GX Works2 cocok untuk pemula dan profesional.

2. CODESYS

CODESYS tidak hanya bersifat gratis, tetapi juga mendukung berbagai merek PLC terkemuka. Kelebihan utamanya adalah kemampuan untuk menguji dan memprogram berbagai perangkat keras PLC yang berbeda dalam satu platform.

3. TwinCAT 3

Beckhoff Automation menyajikan TwinCAT 3 sebagai solusi PLC dan kontrol yang kuat. Dengan fitur real-time control dan kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai bahasa pemrograman, TwinCAT 3 memberikan fleksibilitas yang tinggi.

4. Beremiz

Merupakan perangkat lunak sumber terbuka yang memungkinkan pemrograman PLC dengan menggunakan bahasa pemrograman GrafCet. Beremiz mendukung berbagai model PLC dan dirancang untuk menyederhanakan proses pengembangan.

5. PLC Fiddle

Jika kamu mencari solusi ringan untuk pemrograman dan simulasi PLC, PLC Fiddle dapat menjadi pilihan yang tepat. Dengan antarmuka yang sederhana, ini cocok untuk pembelajaran dan pengembangan konsep.

6. LogixPro Simulator

LogixPro Simulator menyajikan platform pembelajaran yang bagus untuk pemula dalam dunia PLC. Software ini memungkinkan simulasi sederhana untuk membantu pemahaman konsep dan logika pemrograman PLC.

Implementasi rangkaian listrik dengan logika dasar

Remote control and sound settings from the tablet.

Implementasi rangkaian listrik dengan logika dasar merujuk pada penerapan prinsip-prinsip dasar logika untuk mengatur aliran listrik dalam suatu rangkaian. Logika dasar ini melibatkan penggunaan gerbang logika, yang merupakan komponen elektronik yang mengambil satu atau beberapa input dan menghasilkan output berdasarkan fungsi logika tertentu.

Dalam implementasi ini, komponen dasar yang umum digunakan adalah gerbang logika seperti AND, OR, dan NOT. Gerbang AND menghasilkan output hanya jika semua inputnya bernilai logika true. Gerbang OR menghasilkan output jika salah satu atau semua inputnya bernilai logika true. Gerbang NOT menghasilkan keluaran yang merupakan kebalikan dari input-nya.

Dalam implementasi rangkaian listrik dengan logika dasar, gerbang-gerbang logika ini dihubungkan dalam urutan tertentu untuk mencapai fungsi logika yang diinginkan. Misalnya, kita dapat menghubungkan beberapa gerbang logika untuk membentuk rangkaian pintu AND atau pintu OR, yang kemudian dapat digunakan untuk mengontrol aliran listrik ke berbagai komponen atau perangkat dalam sistem.

Contoh sederhana implementasi rangkaian listrik dengan logika dasar adalah penggunaan saklar otomatis dalam penerangan. Misalnya, jika kita ingin lampu menyala hanya saat ada gerakan, kita dapat menggunakan sensor gerak sebagai input untuk pintu AND. Sensor gerak akan memberikan sinyal logika true ketika mendeteksi gerakan, dan pintu AND akan menghasilkan output logika true hanya jika sensor gerak dan saklar lampu semuanya dalam keadaan on. Dengan demikian, lampu hanya akan menyala saat ada gerakan yang terdeteksi.

Implementasi rangkaian listrik dengan logika dasar memiliki banyak aplikasi di berbagai bidang, seperti elektronika digital, sistem kendali, komputer, dan banyak lagi. Ini memberikan cara efisien dan terstruktur untuk mengontrol aliran listrik dan mengatur fungsi sistem yang lebih kompleks.

Jika Anda sedang mencari PLC, temukan di distributor PLC SemarangDelta Mitra Solusindo. Kami merupakan authorized distributor dan system integrator DELTA industrial automation di Indonesia. Kami menyediakan berbagai produk DELTA, termasuk PLC Delta . Segera hubungi admin untuk mendapatkan penawaran harga terbaik.

Comments are closed.